Varicella atau lebih dikenal sebagai cacar air adalah penyakit kulit yang ditandai munculnya ruam bintik-bintik merah birisi air di seluruh bagian tubuh dan diserta rasa gatal.
Kondisi tersebut dapat berlangsung selama 5-12 hari, pada penderita yang mempunyai sistem kekebalan tubuh atau kesehatan bagus maka tidak membutuhkan perawatan medis.
Kendati begitu, keterlibatan dokter sangat dibutuhkan untuk meringankan gejala, mempercepat proses pemulihan, dan mencegah terjadinya komplikasi cacar air.
Dokter biasanya akan memberikan resep obat cacar air seperti antihistamin yang dapat membantu meredakan gatal.
Baca juga: Gejala Cacar Air pada Anak dan Orang Dewasa
Gejala Cacar Air
Gejala cacar air umumnya mulai muncul pada hari ke 10 hingga 21 hari setelah terinfeksi virus Varicella Zoster dan dapat berlangsung selama 5 hingga 12 hari.
Gejala cacar air dibagi menjadi dua, yaitu sebelum ruam terjadi dan saat mengalami ruam.
Gejala cacar air sebelum terjadi ruam
- Panas atau demam.
- Sakit kepala atau pusing.
- Kelelahan atau lemas.
- Mengalami nyeri tenggorokan.
- Tidak nafsu makan.
Gejala cacar air saat ruam muncul
Saat ruam sudah mulai maka penderita akan mengalami gejala dalam tiga fase, yaitu:
- Kulit mengalami ruam bintik-bintik berwarna merah muda atau merah.
- Bintik-bintik merah mulai berisi cairan yang disebut vesikula dan mudah pecah. Kondisi ini dapat berlangsung dalam beberapa hari.
- Bintik-bintik merah berisi cairan yang pecah akan menjadi kering atau disebut koreng dan dapat hilang dalam beberapa hari.
Ketika fase tersebut bisa terjadi secara bertahap atau secara bersamaan. Selama tubuh masih terinfeksi oleh virus maka kulit akan terus mengalami ruam hingga infeksi berhenti.
Kapan Harus ke Dokter?
Sebagian besar kasus cacar air tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa bantuan medis.
Namun pada penderita cacar air yang belum pernah mendapatkan vaksin cacar air atau vaksin varicella ditambah penderita mempunyai gangguan sistem kekebalan maka perlu untuk menemui dokter.
Konsultasikan dengan dokter apabila ruam atau lesi muncul begitu parah di seluruh tubuh khususnya jika terjadi pada area mata, tenggorokan, anus, dan vagina.
Selain orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh, bayi baru lahir juga wajib mendapatkan pertolongan medis.
Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang disebabkan oleh penyakit cacar air.
Beberapa komplikasi cacar air berikut ini patut diwaspadai:
- Ruam terjadi pada area penting seperti mata, tenggorokan, anus, atau vagina.
- Ruam sangat parah yang berisiko telah terjadi infeksi bakteri sekunder.
- Mengalami gejala pusing, pentingkatan detak jantung, muntah, batuk, dan demam lebih dari 39° Celcius.
Cara Mengobati Cacar Air
Meski cacar air dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 5-12 hari, penderita dapat melakukan tindakan untuk mengobati atau meringankan gejala cacar air seperti:
1. Mengonsumsi Paracetamol
Paracetamol dapat membantu meringankan gejala cacar air seperti demam, nyeri pada luka, dan rasa sakit yang terjadi.
Obat paracetamol aman untuk dikonsumsi pada kebanyakan orang termasuk anak berusia di atas dua tahun dan wanita hamil.
2. Jangan Menggaruk Ruam
Kulit ruam disertai bintik-bintik berisi air akan menimbulkan rasa yang begitu gatal dan kondisi ini memancing penderitanya untuk menggaruknya.
Jangan pernah menggaruk ruam karena dapat berisiko menyebabkan infeksi bakteri sekunder yang akan memperparah cacar air.
Cara mengatasi rasa gatal cacar air tanpa menggaruk:
- Menepuk bagian yang gatal tapi pastikan tangan telah bersih dan bagian yang ditepuk tidak ada luka terbuka.
- Oleskan losion calamine pada bagian yang gatal, losion ini mempunyai sifat yang dapat menenangkan kulit dan mengandung zinc oxide (ZnO).
- Konsumsi obat antihistamin, bila perlu dapatkan atas resep dari dokter.
- Gunakan pakaian longgar yang terbuat dari bahan lembut seperti katun.
- Gunakan waslap air dingin atau panas untuk mengompres pada area yang gatal.
Kiat-kiat di atas dilakukan agar perawatan cacar air menjadi lebih aman, cepat, dan tanpa meninggalkan bekas yang dapat menggangu penampilan di kemudian hari.
3. Jaga Cairan Tubuh
Meski kondisi tidak lagi haus, penderita penyakit cacar air tetap diharuskan untuk mengonsumsi lebih banyak air untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
Menjaga cairan tubuh dengan mengonsumsi banyak air putih dapat membantu tubuh melawan infeksi virus.
Hindari mengonsumsi soda atau minuman manis. Bagi anak-anak atau ruam muncul di dalam mulut maka dapat dengan mengonsumsi es lilin tanpa mengandung gula.
Selain gula atau minuman manis, penderita cacar air juga mengalami ruam di dalam mulut wajib menghindari makanan pedas dan asin.
4. Mengonsumsi Obat Resep Dokter
Seseorang yang mempunyai kondisi medis tertentu seperti menderita penyakit HIV, menjalani pengobatan kemoterapi, bayi baru lahir dan wanita hamil bisa memperoleh perawatan medis dari dokter berupa imunoglobulin.
Perawatan medis imunoglobulin hanya dapat diberikan saat penderita belum menunjukkan gelaja cacar air, dan perawatan ini dapat mencegah penderita mengalami cacar air yang parah.
Saat penderita cacar air telah mengalami gejala, maka dokter akan memberikan resep obat antivirus (asiklvir) seperti Sitavig atau Zovirax.
Kedua obat tersebut dapat membantu meringankan gejala cacar air, dapatkan obat tersebut hanya berdasarkan resep dokter. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan resep dokter dapat menyebabkan efek samping.
Baca juga:
- Kenali Gangguan Kulit Cacar Air
- Cacar Monyet, Gejala Dan Pengobatannya
- 5 Obat Kudis Alami Paling Ampuh dan Mudah Didapatkan
Referensi:
https://www.webmd.com/children/understanding-chickenpox-treatment (Diakses 21 Januari 2021)
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/chickenpox/diagnosis-treatment/drc-20351287 (Diakses 21 Januari 2021)