Tuberkulosis (TB) atau disebut juga TBC merupakan penyakit menular berbahaya yang menyerang paru-paru dan dapat terjadi pada siapa saja termasuk anak-anak.
Anak-anak lebih mudah terinfeksi bakteri penyebab TBC yaitu Mycobacterium tuberculosis yang ditularkan oleh orang lain.
Bakteri TB dapat berada di udara ketika pasien penyakit tuberkulosis batuk, bersin, berbicara atau meludah.
Kendati begitu, bakteri TB tidak menular melalui benda atau barang pribadi penderita seperti pakaian, handuk, sendok, piring, dan lainnya.
Orang yang tinggal serumah, sekantor atau sekelas dengan penderita TBC sangat berisiko tertular penyakit ini.
Baca juga: Penyebab dan Gejala Tuberkulosis (TBC) pada Anak
Penularan TBC pada Anak
Kebanyakan kasus TBC pada anak ditularkan oleh orang dewasa daripada teman sebayanya.
Pasalnya ketika bakteri TBC masuk ke dalam tubuh, belum tentu langsung menyebabkan infeksi dan menimbulkan gejala.
Sistem kekebalan tubuh anak berperan penting untuk mencegah bakteri TB yang telah masuk ke dalam tubuh tidak menyerang paru-paru.
Selain paru-paru, bakteri TB juga dapat menyerang organ lain seperti kelenjar, otak, atau tulang belakang.
Infeksi Bakteri TBC pada Anak
Anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah karena kondisi tertentu seperti menderita HIV, diabetes, kurang gizi atau sedang mengonsumsi obat tertentu lebih mungkin terinfeksi bakteri TBC.
Terdapat dua tahap penularan bakteri TBC pada anak hingga dapat menyebabkan infeksi dan gejala, yaitu:
1. Tahap Paparan (TBC Laten)
Bakteri TBC sudah masuk ke dalam tubuh anak, jika sistem kekebalan tubuh anak kuat maka bakteri tidak akan menyebabkan gejala apapun. Kondisi ini disebut dengan TBC laten.
Kendati begitu, bakteri tetap berada di dalam tubuh anak sampai kapanpun bahkan seumur hidup.
Bakteri akan menunggu waktu yang tepat untuk menyerang tubuh, yaitu ketika sistem imun berada dalam kondisi lemah.
2. Tahap TBC Aktif
Tahap TBC aktif artinya bakteri TBC telah berkembang dan menyerang tubuh anak, hal ini dapat terjadi karena sistem kekebalan lemah.
Adapun gejala TBC pada anak dapat dikenali oleh orang tua, seperti:
- Batuk disertai darah.
- Batuk tidak kunjung sembuh hingga lebih dari 3 minggu.
- Demam tidak kunjung sembuh lebih dari 2 minggu.
- Anak tidak nafsu makan.
- Berat badan anak turun.
- Kelelahan.
- Sesak napas.
- Keringat dingin di malam hari.
- Kelenjar getah bening mengalami pembengkakan.
Anak yang menderita tuberkulosis kadang mengalami gangguan pada pertumbuhan dan bisa berisiko stunting.
Pengobatan TBC pada Anak
Anak yang telah terpapar bakteri TBC namun tidak mengalami gejala apapun atau disebut dengan TBC laten tetap harus mendapatkan perawatan medis.
Pengobatan pada anak penderita TBC laten bertujuan untuk mencegah penyakit TBC berkembang menjadi TBC aktif.
Artikel ini tidak dapat menjadi pertimbangan apapun dalam pengobatan TBC pada anak!
Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan perawatan atau obat yang sesuai dengan kondisi anak penderita TBC laten.
Obat TBC Laten untuk Anak
Anak berusia di atas 2 tahun yang menderita TBC laten dapat mengonsumsi obat TBC isoniazid-rifapentin. Dikonsumsi sekali per minggu selama 12 minggu.
Obat TBC Aktif untuk Anak
Pengobatan pada anak penderita penyakit tuberkulosis atau TBC aktif harus sesuai dengan obat resep dokter.
Obat antituberkulosis dapat dikonsumsi anak selama 6 hingga 9 bulan lamanya.
Anak tidak boleh berhenti mengonsumsi obat antituberkulosis sampai waktu yang telah ditetapkan oleh dokter.
Mengehentikan pengobatan TBC tidak pada waktu yang tepat dapat menyebabkan bakteri TBC resisten terhadap obat.
Jika hal tersebut terjadi maka penyakit TBC pada anak akan sulit untuk disembuhkan, selain itu biaya pengobatannya pun akan jauh lebih mahal.
Pencegahan TBC pada Anak
Semua anak dapat mendapatkan pencegahan tertular penyakit TBC dengan melakukan anjuran berikut ini:
- Mendapatkan vaksin Bacille Calmette-Guérin (BCG) semenjak anak berusia 2 bulan.
- Menghindari kontak dengan penderita penyakit tuberkulosis (TBC).
- Mendapatkan makanan bergizi seimbang dan lingkungan bersih.
- Mengendalikan penularan TBC di masyarakat yang melibatkan berbagai pihak baik masyarakat itu sendiri, pemerintah, lembaga, dan stakeholder.
Baca juga:
- Pencegahan dan Penanganan Penderita Tuberkulosis (TBC)
- 5 Jenis Obat untuk Menyembuhkan Penyakit Tuberkulosis (TBC)
- Cara Penularan Penyakit Tuberkulosis (TBC) yang Wajib Diwaspadai
Referensi:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK214436/ (Diakses 19 Februari 2021)
https://www.cdc.gov/tb/topic/treatment/children.htm (Diakses 19 Februari 2021)
https://www.who.int/tb/challenges/ChildhhoodTB_section3.pdf?ua=1 (Diakses 19 Februari 2021)
https://www.analesdepediatria.org/en-tuberculosis-treatment-for-children-an-articulo-S2341287917302041 (Diakses 19 Februari 2021)