Seiring bertambahnya usia, tulang di tubuh kita akan semakin lemah dan rentan terhadap gangguan. Kerusakan tulang, terutama jika terjadi di tulang belakang akan sangat berpengaruh terhadap saraf. Berikut ciri ciri penyakit saraf pada lansia.
Kerusakan saraf atau nyeri saraf biasanya disebabkan oleh saraf yang rusak yang mengirimkan sinyal palsu, sehingga mengakibatkan rasa nyeri yang kronis. Selain itu, sinyal tersebut mungkin tidak berfungsi untuk mendeteksi rasa sakit yang terkait dengan cedera secara normal.
Seseorang yang mengidap kerusakan saraf tersebut, mungkin bagian tubuhnya tidak memiliki respons rasa sakit yang mengindikasikan cedera. Contohnya, seseorang yang mengidap diabetes dengan masalah saraf di kaki mungkin tidak merasakan cedera kaki saat hal itu terjadi.
Seiring bertambahnya usia, lama-kelamaan diskus tulang belakang leher akan menjadi semakin kaku karena hilangnya cairan pelumas tulang. Gesekan antartulang juga akan semakin terasa akibat diskus dan tulang rawan yang semakin lama akan semakin menipis.
Hal ini membuat tubuh memproduksi tulang baru, untuk membantu tulang yang telah rusak tadi. Namun sayangnya, pertumbuhan tulang baru ini justru menekan saraf yang ada di dalam tulang, dan bisa menimbulkan nyeri di leher.
Salah satu penyakit yang dapat timbul akibat gangguan pada tulang serta saraf adalah spondilosis servikal. Penderita kondisi ini bisa mengalami nyeri di leher akibat saraf yang terjepit tulang yang bergeser atau rusak karena penuaan.
Spondilosis servikal adalah jenis spondilosis yang terjadi pada daerah servikal (leher). Penyakit ini merupakan kondisi yang sangat sering ditemukan dan bertambah buruk seiring meningkatnya usia. Lebih dari 85% orang berusia 60 tahun akan menderita penyakit ini.
Efek Penuaan Terhadap Sistem Saraf
Efek penuaan terhadap sistem saraf pada perempuan lebih ringan dibandingkan pada pria. Beberapa sistem saraf yang terjadi, antar lain:
- Ketajaman penglihatan berkurang
- Pendengaran berkurang hingga tuli (presbikusis), dapat mengganggu fungsi bicara.
- Penurunan fungsi indera penciuman dan pengecap
- Berkurangnya kekuatan otot
- Posisi dan postur tubuh berubah
- Kesulitan menilai rangsangan pada kulit dan rangsangan buang air kecil
Ciri-Ciri Penyakit Saraf
Kebanyakan orang menggambarkan nyeri saraf yang kronis dengan serangkaian kata yang mirip. Seseorang yang mengalami nyeri saraf bisa terasa seperti yang berikut ini:
- Terasa terbakar.
- Perasaan geli.
- Rasa sakit yang tajam.
- Terasa seperti menerima tusukan.
- Leher yang terasa kaku dan tidak kunjung membaik
- Sakit kepala belakang
- Kebas atau kesemutan di bahu, tangan atau bahkan kaki
Pada beberapa orang, dapat juga muncul ciri lain seperti kehilangan keseimbangan dan sulit mengontrol hasrat ingin buang air dan berkemih. Kondisi ini jarang terjadi. Namun apabila muncul, Anda harus segera mendapatkan perawatan medis.
Seperti jenis nyeri lainnya, nyeri saraf dapat bervariasi intensitasnya. Bagi sebagian orang, hal tersebut bisa terasa seperti peniti dan jarum yang menusuk. Bagi yang lain, rasa sakitnya mungkin parah dan hampir tak tertahankan. Selain itu, nyeri saraf dapat terasa di atau dekat area kerusakan saraf atau dirasakan yang jauh dari saraf tersebut.
Penanganan Lansia Dengan Penyakit Saraf
Anda dapat membantu lansua dengan penyakit saraf dengan beberapa hal, seperti:
- Cari dan pahami kebutuhan lansia dan berikan perhatian lebih pada kebutuhan-kebutuhan tersebut
- Berikan pertolongan atau dampingi dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Ajak lansia melakukan aktivitas yang bermanfaat, seperti melukis, memasak, berbincang atau olahraga untuk lansia.
- Berkonsultasi dengan dokter tentang perkembangan kesehatan lansia
Tips Menjaga Kesehatan Sistem Saraf
Penting untuk menjaga kualitas hidup lansia dan menghindari bermacam efek penuaan terhadap sistem saraf, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan sejak usia muda:
- Menerapkan pola tidur teratur
- Diet sehat dan mengonsumsi makanan yang mengandung omega-3
- Sering beristirahat dan bersosialisasi untuk menghidari stres
- Rutin berolahraga
- Sering lakukan kegiatan yang mengasah otak, seperti mengisi teka-teki silang dan bermain catur
Penuaan adalah suatu proses yang tidak dapat dihindari, namun Anda dapat mengatur proses penuaan tersebut menjadi healty aging, yaitu menua namun tetap sehat.
Baca juga:
- 10 Macam Penyakit Lansia Yang Sering Dialami di Indonesia
- 4 Penyebab Lansia Rentan Terhadap Virus Corona
- Bukan Sakit Kepala Biasa , Ini Penyebab Kanker Otak
Referensi:
- https://reliantmedicalgroup.org/blog/2014/08/05/neurological-disorders-common-problem-aging/