Stroke dapat menyebabkan sebagian atau seluruh bagian tubuh mengalami kelumpuhan, hal ini akan berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari termasuk tidur. Bagaimana posisi tidur pada penderita stroke yang baik dan benar?
Banyak penderita stroke yang mengalami masalah pada satu bagian tubuh seperti lengan atau tungkai, kondisi ini disebut dengan hemiplegia. Selain itu, tak sedikit penderita stroke yang juga mengalami masalah pada penglihatan.
Di mana otot pada mata akan bekerja ekstra keras agar dapat melihat pada arah yang diinginkan atau sekadar membuka dan menutup mata.
Stroke juga tidak hanya menyebabkan otot pada bagian tubuh tertentu tidak bisa digerakkan, namun juga dapat mengakibatkan bagian tubuh tidak bisa merasakan apa pun alias mati rasa.
Tidur dengan posisi yang salah dapat menyebabkan komplikasi seperti dislokasi bahu parsial atau nyeri bahu kronis. Selain itu, ada beberapa risiko lainnya akibat tidur dengan posisi yang salah pada penderita stroke, seperti:
- Luka akibat tekanan.
- Infeksi di dada.
- Darah menggumpal di bagian kaki.
- Adanya gumpalan darah di paru-paru (emboli paru).
- Infeksi Saluran Kemih (ISK).
- Sembelit atau susah buang air besar.
- Terjadi pemendekan otot secara permanen (kontraktur).
- Terjadi penyusutan otot.
- Terjadi spastisitas otot.
- Terjadi masalah pada tekanan darah.
- Timbul pembengkakan.
- Mengalami nyeri kronis pada bagian tubuh tertentu.
- Sebagian sendi pada bahu terpisah.
Sedangkan tidur dengan posisi yang tepat dapat membantu penderita mencegah kondisi semakin memburuk dan mencegah komplikasi seperti nyeri pada persendian.
Baca juga: 10 Cara Merawat Lansia Yang Mengalami Kelumpuhan di Rumah
Posisi Tidur Yang Tepat dan Nyaman Pada Penderita Stroke
Menetapkan posisi tidur yang tepat dan nyaman pada penderita stroke dapat disesuaikan dengan tingkat keparahan serta bagian tubuh mana saja yang terpengaruh oleh stroke.
Dibutuhkan bantuan dari orang lain seperti perawat home care khusus penderita stroke untuk membantu memposisikan tidur setiap beberapa jam sekali.
1. Posisi Tidur Supinasi (Lying Flat On The Bed)
Posisi tidur supinasi dapat meningkatkan perfusi serebral atau tekanan bersih yang menyebabkan aliran darah ke otak (perfusi otak) pada penderita stroke.
Cara Menentukan Posisi Supinasi pada Pasien Penderita Stroke:
- Posisi kepala atau head up 30 derajat pada pasien stroke.
- Kedua kaki dalam keadaan lurus.
- Salah satu bagian tangan berada lebih tinggi daripada tangan satunya. Gunakan bantal untuk membuat posisi ini.
Melatih Keseimbangan dan Kekuatan Otot Pasien Stroke di Posisi Supinasi:
- Rotasi dan abduksi (gerakan menjauhi tubuh) lengan serta kaki seperti menaikkan, menurunkan dan menggerakannya ke samping kanan atau kiri.
- Abduksi atau gerakkan bagian tubuh menjauh pada pergelangan tangan, jari atau jempol.
- Ekstensi atau gerakkan untuk meluruskan pergelangan kaki atau tangan ke depan dan ke belakang.
- Fleksi atau gerakkan menekuk atau membengkokkan pergelangan kaki atau tangan ke depan serta ke belakang.
Penting!
Posisi supinasi ini tidak boleh dilakukan saat memberikan asupan makanan kepada pasien penderita stroke karena pada menyebabkan aspirasi kesulitan menelan.
2. Posisi Tidur Side Lying (Side Lying-Stronger Side)
Posisi tidur side lying (stronger side) adalah posisi tidur berbaring menghadap ke salah satu. Posisi ini memberikan manfaat pada salah satu sisi tubuh yang terkena stroke.
Cara Menentukan Posisi side lying (stronger side) pada Pasien Penderita Stroke:
- Gunakan bantal untuk menopang kepala dan leher.
- Gunakan bantal untuk tangan atau lengan yang terkena stroke dan lapisi dengan bantal tambahan di tengah antara tangan bawah dan tangan atas.
- Lakukan hal sama pada bagian kaki, namun cukup tempatkan satu bantal di antara kaki atas dan kaki bawah.
Menempatkan bantal antara tangan atas dan bawah atau kaki bawah dan kaki atas bertujuan untuk menghindari tekanan atau gesekan antar kulit.
Melatih Keseimbangan dan Kekuatan Otot Pasien Stroke di posisi side lying (stronger side):
- Ekstensi atau gerakkan untuk menaikkan pergelangan kaki atau tangan ke atas.
- Fleksi atau gerakan menekuk dan meluruskan pergelangan siku tangan.
- Menggerakkan jari jemari tangan.
Penting!
Posisi side lying (stronger side) mempunyai kekurangan, yaitu tidak dapat menggunakan sebagian tubuh yang tidak terpengaruh oleh stroke.
3. Posisi Tidur Semi Fowler (Sitting Upright)
Posisi tidur semi fowler atau sitting upright mirip seperti posisi supenasi, yang membedakan adalah posisi kepala lebih tinggi hingga 45°.
Posisi tidur seperti ini memberikan manfaat memperlancar sistem pernapasan dan mengurangi risiko aspirasi hingga mengoptimalkan pasien untuk menelan makanan atau minuman dengan aman.
Cara Menentukan Posisi Supinasi pada Pasien Penderita Stroke:
- Gunakan tempat tidur yang pada bagian kepala dapat dinaik-turunkan.
- Naikkan posisi kepala hingga 45° dan berikan bantal kepala.
- Gunakan bantal untuk menaikkan posisi tangan sebelah kanan atau kiri yang mengalami kelumpuhan.
Baca juga:
- 5 Cara Mengatasi Susah Tidur pada Penderita Stroke
- Jenis dan Merk Susu untuk Penderita Stroke Beserta Harganya
- Begini Cara Melakukan Rehabilitasi dan Terapi Stroke di Rumah
Referensi:
- https://www.homeceuconnection.com/blog/proper-positioning-for-stroke-patients/
- https://www.caregiverproducts.com/stroke-bed-positioning-aids.html
- https://fairview.org/sitecore/content/Fairview/Home/Patient-Education/Articles/English/g/o/o/d/_/Good_Positioning_After_a_Stroke_90395