Neutropenia adalah kondisi yang terjadi ketika seseorang memiliki jumlah neutrofil dalam darah sangat rendah.
Neutrofil sendiri adalah salah satu jenis sel darah putih yang berfungsi mencegah infeksi bakteri.
Orang dewasa bisa dikatakan mengalami neutropenia bila kadar neutrofil dalam tubuhnya kurang dari 1500 per mikroliter.
Sedangkan kondisi neutropenia pada anak-anak bervariasi, tergantung usianya.
Beberapa orang memiliki jumlah neutrofil di bawah rata-rata, namun tidak berisiko mengalami infeksi.
Pada kondisi ini, kekurangan jumlah neutrofil bukanlah suatu hal yang berbahaya.
Orang-orang dengan kondisi ini memiliki risiko yang sangat tinggi untuk menderita infeksi serius.
Hal ini disebabkan karena tubuh tidak memiliki jumlah neutrofil yang cukup untuk melawan patogen penyebab infeksi.
Umumnya, kondisi ini lebih banyak ditemukan pada pasien leukemia. Neutropenia merupakan salah satu efek samping pada orang-orang yang menjalani pengobatan leukemia, terutama kemoterapi.
Penyebab Neutropenia
Penyebab utama dari neutropenia adalah menjalani pengobatan kemoterapi untuk kanker.
Jenis pengobatan kanker lainnya, seperti terapi radiasi, transplantasi sumsum tulang, atau obat-obatan steroid, juga berpotensi menurunkan kadar neutrofil di dalam tubuh.
Terkadang, ketika menghancurkan sel-sel kanker, pengobatan ini memengaruhi sel-sel tubuh yang sehat.
Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya imunosupresi, atau fungsi sistem imun tubuh yang mengalami penurunan.
Berikut ini hal-hal umum yang menyebabkan neutropenia:
- Masalah pada produksi neutrofil pada tulang sumsum.
- Perusakan neutrofil di luar tulang sumsum.
- Infeksi.
- Kekurangan nutrisi.
Penyebab berkurangnya produksi neutrofil meliputi:
- Terlahir dengan masalah pada tulang sumsum.
- Leukemia dan kondisi lain yang memengaruhi tulang sumsum atau yang dapat menyebabkan gagal tulang sumsum.
- Radiasi.
- Kemoterapi.
Infeksi yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah:
- Tuberkulosis.
- Demam berdarah.
- Infeksi virus seperti virus Epstein-Barr, cytomegalovirus, HIV, virus hepatitis.
Peningkatan kerusakan neutrofil dapat disebabkan oleh sistem imun tubuh yang menargetkan neutrofil untuk dirusak. Hal ini dapat disebabkan karena kondisi autoimun, seperti:
- Penyakit Crohn.
- Rheumatoid arthritis.
- Lupus.
Gejala Neutropenia
Neutropenia pada umumnya tidak menimbulkan gejala. Pada beberapa kasus, pasien mengetahui mereka memiliki penyakit ini ketika mereka menjalani tes darah untuk alasan yang tidak terkait.
Pasien dapat memiliki gejala lain mulai dari infeksi atau masalah yang menyebabkan neutropenia.
Infeksi dapat muncul sebagai komplikasi dari neutropenia. Infeksi ini biasanya paling sering muncul pada selaput lendir seperti pada bagian dalam mulut dan kulit.
Infeksi ini dapat muncul dalam bentuk:
- Luka terbuka.
- Bisul (kumpulan nanah).
- Bintik-bintik merah pada kulit.
- Luka yang lama tidak sembuh.
- Demam juga merupakan gejala umum dari infeksi.
Infeksi yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan beberapa kondisi kesehatan yang serius, seperti:
- Jumlah neutrofil semakin menurun.
- Durasi neutropenia semakin panjang, sehingga berpotensi bersifat kronis.
Bila Anda memiliki kekhawatiran dengan salah satu gejala tersebut, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Pengobatan Neutropenia
Terdapat beberapa langkah pengobatan yang dapat diberikan dokter untuk menangani neutropenia, antara lain:
- Pemberian antibiotik untuk melawan infeksi bakteri.
- Pemberian obat untuk menekan sistem imun.
- Terapi granulocyte–colony stimulating factor (G-CSF), berguna untuk menstimulasi sumsum tulang agar memproduksi lebih banyak sel darah putih. Terapi ini dianggap sangat efektif.
- Transplantasi sel induk, berguna untuk mengobati tipe neutropenia berat.
Pencegahan Neutropenia
Beberapa penderita neutropenia rentan terkena infeksi. Oleh karena itu, penderitanya perlu melakukan beberapa cara pencegahan, di antara nya:
- Menjaga kesehatan mulut. Melakukan pemeriksaan gigi secara rutin dan menggunakan obat kumur anti-bakteri.
- Melakukan vaksinasi secara rutin.
- Melakukan pengobatan untuk demam diatas 38.5°C.
- Mencuci tangan dengan bersih.
- Mengobati luka potong dan luka gores.
- Menggunakan antibiotik dan antijamur sesuai petunjuk.
- Konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu.
- Hindari menyentuh kotoran hewan.
- Hindari makanan yang belum benar-benar matang atau masih mentah.

Baca juga:
- Sianosis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan
- Lupus: Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan
- Asfiksi: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan
Referensi:
https://www.webmd.com/a-to-z-guides/neutropenia-causes-symptoms-treatment