Vaskulitis adalah peradangan pembuluh darah yang kerap menimbulkan gejala seperti bintik merah pada kulit, rasa nyeri, dan pembengkakan di bagian tubuh mana saja, namun tangan atau kaki adalah bagian tubuh yang kerap mengalami kondisi medis ini.
Selain anggota tubuh, vaskulitis atau disebut juga dengan angiitis dan arteritis ini dapat menyebabkan gangguan pada organ atau jaringan tubuh karena terhambatnya aliran darah dari atau menuju bagian tersebut.
Pasalnya, peradangan pembuluh darah akibat vaskulitis dapat menyebabkan sirkulasi darah menjadi terhambat atau terganggu. Risikonya, organ atau bagian tubuh dapat mengalami kerusakan.
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit vaskulitis ini, namun para ahli mencurigai adanya hubungan antara vaskullitis dengan genetik, penyakit tertentu, dan penggunaan obat-obatan.
Baca juga: Gejala Vaskulitis Sesuai dengan 12 Jenisnya, Nomor 11 Banyak Sekali
Pengobatan Vaskulitis
Pengobatan pada penyakit vaskulitis tergantung dari jenisnya, beberapa jenis vaskulitis tidak terlalu berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa menggunakan obat-obatan.
Namun, beberapa jenis vaskulitis lainnya sangat berbahaya dan dibutuhkan perawatan segera agar tidak menyebabkan komplikasi atau kondisi terburuk seperti kerusakan organ hingga kematina.
Vaskulitis dapat bersifat akut atau jangka pendek dan bersifat kronis atau jangka panjang. Penyakit vaskulitis dapat berkembang dengan sangat cepat, penanganan yang tepat dan cepat dapat meminimalisir kerusakan organ atau anggota tubuh.
Perawatan Penyakit Vaskulitis Secara Medis
Jangan pernah melakukan diagnosis atau pengobatan secara mandiri tanpa pendampingan dari dokter, selain itu jangan pernah menunda untuk segera menemui dokter.
Pengobatan atau perawatan penyakit vaskulitis disesuaikan dengan berbagai faktor, mulai dari jenis vaskulitis, keparahan gejala, usia penderita dan lain sebagainya. Berikut beberapa cara yang direkomendasikan untuk mengobati penyakit vaskulitis:
1. Obat Kortikosteroid
Obat kortikosteroid seperti prednison atau metilprednisolon (Medrol) dapat digunakan untuk mengendalikan peradangan. Penggunaan obat vaskulitis jenis ini dalam jangka panjang sangat tidak direkomendasikan karena dapat memicu obesitas, diabetes, hingga osteoporosis atau pengeroposan tulang.
Meski begitu, ada kalanya pasien harus tetap mengonsumsi obat kortikosteroid ini dalam jangka panjang namun dosis yang diberikan harus serendah mungkin.
Jangan pernah membeli obat vaskulitis tanpa resep dari dokter. Setiap pengobatan atau perawatan disesuaikan dengan jenis vaskulitis, tingkat keparahan gejala, usia, dan penyakit lainnya jika ada.
2. Obat Sitotoksik
Apabila pasien vaskulitis tidak dapat menerima atau merespon pengobatan menggunakan obat kortikosteroid, dokter dapat memberikan jenis obat yang berfungsi untuk menghentikan sel sistem kekebalan tubuh yang menjadi penyebab peradangan.
Beberapa jenis obat sitotoksik seperti azathioprine dan siklofosfamid dapat diresepkan untuk mengatasi peradangan pada penderita vaskulitis.
3. Operasi Vaskulitis
Tindakan ini dapat dilakukan apa bila penyakit vaskulitis tidak mampu ditangani menggunakan obat-obatan atau terapi vaskulitis.
Beberapa kasus, vaskulitis dapat menyebabkan aneurisma atau terjadinya pembengkakan seperti benjolan atau gelembung pada dinding pembuluh darah.
Selain itu, risiko yang pasti dari vaskulitis adalah penyempitan serta pelemahan akibat peradangan pada pembuluh darah. Akibatnya sirkulasi darah ke seluruh tubuh atau organ tertentu menjadi terhambat.
Dokter dapat melakukan tindakan operasi vaskulitis untuk mengatasi kondisi-kondisi tersebut.
Baca juga:
- Pembuluh Darah Bengkak, Waspadai 5 Pemicu Vaskulitis Berikut
- Penyakit Kista: Penyebab, Gejala, Pengobatan dan Pencegahan
- Sinusitis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dan Pencegahan
Referensi:
s/