Emfisema adalah penyakit kronis yang ditandai dengan sesak napas akibat kantung udara di paru-paru (alveolus) mengalami gangguan atau kerusakan.
Penyakit emfisema harus segera ditangani untuk mencegah kondisi semakin buruk, pasalnya kerusakan pada kantong udara yang semula kecil dapat berubah besar.
Selain itu, kondisi luas permukaan paru-paru juga akan semakin berkurang hingga akhirnya mengganggu suplai oksigen yang masuk ke dalam darah.
Tidak hanya itu saja, emfisema juga menyebabkan udara terperangkap di dalam kantong paru hingga sulit untuk dikeluarkan.
Akibatnya paru-paru tidak dapat berfungsi untuk mensirkulasi udara segar kaya akan oksigen dengan udara yang terperangkap.
Sebagian besar kasus emfisema juga dialami oleh pasien bronkitis. Bronkitis sendiri adalah penyakit peradangan pada saluran pernapasan dari dan ke paru-paru atau disebut dengan bronkus.
Emfisema dan bronkitis merupakan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), keduanya membutuhkan perawatan medis dengan obat-obatan dari dokter.
Baca juga: 4 Penyebab Pilek Tak Kunjung Sembuh yang Terjadi Terus Menerus
Penyebab Emfisema
Penyebab emfisema adalah paparan zat atau bahan berbahaya dalam jangka panjang dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru.
Beberapa zat atau bahan penyebab utama emfisema:
- Asam rokok tembakau.
- Polusi udara.
- Asap pembakaran.
- Bahan kimia.
Selain karena paparan zat atau bahan berbahaya, emfisema juga bisa disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti kelainan genetik seperti alfa-1-antitripsin.
Meski demikian, kelainan genetik alfa-1-antitripsin sangat jarang menjadi penyebab emfisema.
Faktor Risiko Emfisema
Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko menderita emfisema:
1. Merokok
Ribuan bahan kimia yang ada pada rokok khususnya rokok tembakau sangat merugikan kesehatan.
Risiko menderita emfisema akan semakin tinggi apabila merokok. Semakin banyak dan lama merokok, maka semakin tinggi pula risiko terkena emfisema.
2. Paparan Asap Rokok
Bahaya rokok tidak hanya terjadi pada perokok aktif saja, melainkan orang yang tidak merokok atau disebut dengan perokok pasif pun juga terdampak risikonya.
Pasalnya, asap rokok jauh lebih berbahaya dan berbagai jenis penyakit dapat terjadi pada perokok pasif.
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh paparan asap rokok adalah emfisema.
3. Paparan Asap atau Debu
Asap pembakaran, debu dari kapas, kayu, atau produk pertambangan sangat berbahaya untuk organ pernapasan.
Seseorang yang kerap menghirup asap atau debu kimia mempunyai risiko menderita emfisema di kemudian hari.
Risiko menderita emfisema akan semakin tinggi apalagi seseorang tersebut juga merokok aktif maupun pasif.
4. Paparan Polusi Udara
Polusi udara dewasa ini menjadi ancaman nyata, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan.
Polusi udara di dalam ruangan dapat dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar pemanas atau mesin lainnya.
Sementara polusi di luar ruangan dapat berasal dari knalpot kendaraan seperti motor atau mobil.
5. Usia
Kerusakan pada kantong paru-paru pada penderita emfisema terjadi secara bertahap.
Faktor usia meningkatkan risiko menderita emfisema, ini kerap dialami oleh golongan usia 40 hingga 60 tahun, terlebih jika pasien juga merokok.
Pencegahan Emfisema
Cara paling efektif serta mudah untuk mencegah emfisema adalah tidak merokok dan tidak pula menghirup asap rokok.
Menggunakan masker untuk melindungi paru-paru dari paparan asap maupun debu.
Rutin olahraga untuk meningkatkan daya tahap dan fungsi paru-paru secara optimal.
Baca juga:
- 7 Makanan yang Menyehatkan Paru-Paru, Perokok Wajib Baca!
- 7 Bahaya Bronkitis yang Wajib Diwaspadai Semua Orang
- 5 Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Organ Tubuh Manusia
Referensi:
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/emphysema/symptoms-causes/syc-20355555 (Diakses 24 Februari 2021)
https://medlineplus.gov/emphysema.html (Diakses 24 Februari 2021)