Hernia inguinalis adalah salah satu jenis hernia dengan kondisi organ atau jaringan di dalam perut menonjol hingga ke selangkangan (inguinal).
Akibatnya, penderita akan kerap mengalami rasa sakit atau nyeri saat mengangkat beban berat, batuk, atau sekadar membungkuk.
Bagian organ atau jaringan dapat berbahaya dan berisiko menimbulkan komplikasi yang mengancam jiwa. Dibutuhkan perawatan dan penanganan serius secara medis.
Pada kasus ringan, hernia inguinalis hanya akan menyebabkan organ atau jaringan menonjol saat mengalami tekanan dan dapat hilang dengan sendirinya.
Meskipun demikian, penting untuk memeriksakan diri ke dokter khususnya ketika gejala yang dirasakan sudah sangat mengganggu.
Baca juga: 5 Penyebab Sakit Perut Sebelah Kanan yang Wajib Diwaspadai
Gejala Hernia Inguinalis
Waspadai beberapa keluhan yang kerap dirasakan oleh penderita hernia inguinalis agar bisa segera mendapatkan pertolongan. Secara umum, berikut ciri-ciri hernia inguinalis:
- Muncul benjolan pada area selangkangan, biasanya kanan kiri atau hanya salah satu sisi saja.
- Bonjolan akan semakin jelas ketika berdiri, membungkuk, atau betuk.
- Bonjolan terasa nyeri dan panas ketika berdiri, membungkuk, mengangkat beban, atau batuk.
- Sendi selangkangan sulit untuk digerakkan akibat adanya benjolan.
Gejala hernia lainnya juga dapat berupa rasa mual, ingin muntah, demam, rasa sakit yang tidak tertahankan, dan menyebabkan ketidakmampuan untuk buang air besar atau sekadar buang angin.
Kapan Harus ke Dokter?
Jangan pernah menunda atau mengobati secara mandiri tanpa keterlibatan dari tenaga kesehatan seperti dokter.
Tonjolan hernia yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi lebih buruk dengan tanda-tanda benjolan berubah warna menjadi merah, ungu, atau kulit lebih gelap.
Sesaat setelah menyadari ada indikasi hernia seperti adanya tonjolan pada selangkangan yang dibarengi dengan gejala sakit, nyeri, dan panas maka wajib untuk memeriksakan diri ke dokter.
Penyebab Hernia Inguinalis
Banyak faktor penyebab hernia inguinalis, baik pada pria, wanita, dewasa, atau anak-anak, di antaranya:
- Aktivitas berat.
- Kebiasaan mengejan saat buang air kecil atau besar.
- Kehamilan.
- Batuk atau bersin.
- Perut mengalami tekanan.
- Operasi yang melibatkan bagian perut.
- Bawaan lahir.
- Merokok.
- Penuaan.
- Riwayat kelurga.
- Sembelit kronis.
- Kelahiran premateur.
Kebanyakan kasus, pria lebih berisiko menderita hernia inguinalis baik ketika masih bayi, anak-anak, remaja, hingga dewasa dibandingkan dengan wanita.
Komplikasi Hernia Inguinalis
Penanganan dan perawatan yang cepat serta tepat dapat mengurangi risiko berbahaya seperti kompliksi. Adapun beberapa komplikasi akibat hernia inguinalis adalah:
- Kerusakan testi pada pria karena hernia dapat membesar hingga ke skrotum, kondisi ini akan menyebabkan bengkak dan rasa nyeri.
- Penyumbatan usus. Hernia yang berada di luar tempatnya bisa menyebabkan usus tersumbat dan akan memengaruhi sistem pencernaan khususnya ketika buang air besar atau buang angin.
- Kerusakan jaringan usus. Hernia dapat menyebabkan usus terhimpit organ lain, kondisi ini sangat berbahaya karena dapat mengancam jiwa.
Pembesaran hernia perkembang secara perlahan dan kerap tidak disadari oleh penderitanya. Ketika hernia sudah membesar maka akan memengaruhi organ atau jaringan yang terkena.
Pengobatan Hernia Inguinalis
Hernia yang masih kecil dan tidak terlalu menyebabkan masalah atau kenyamanan, dokter dapat memberikan rekomendasi kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk mencegah hernia berkembang lebih besar.
Jika hernia telah menyebabkan masalah maka tindakan operasi dapat dipertimbangkan. Terdapat dua jenis operasi hernia, yaitu:
1. Operasi Hernia Terbuka
Prosedur operasi dapat dilakukan dengan memberikan bius lokal dan sedasi atau anestesi umum.
Dokter akan membuat sayatan di area selangkangan untuk mendorong benjolan kembali ke tempatnya.
Ketika proses operasi berhasil dan selesai, pasien akan dituntu untuk segera bergerak. Meski begitu, bukan berarti pasien dibiarkan bergerak bebas.
Pasca operasi, pasien hernia juga baru bisa melakukan aktivitas seperti biasa setelah beberapa minggu.
2. Operasi Hernia Laporoskopi
Tindakan prosedur operasi hernia laporoskopi akan melibatkan pembiusan dan pembedahan pada bagian perut.
Selain itu, penggunaan gas juga diperlukan untuk membuat perut terisi dengan angin sehingga perut menjadi lebih menggembung dan organ dalamnya mudah dilihat.
Dokter akan menggunakan kamera kecil (laporoskop) untuk dimasukkan ke dalam perut melalui sayatan yang telah dibuat.
Sayatan lain perlu dilakukan untuk mengatasi hernia menggunakan jaring sintetis. Orang yang menjalani operasi hernia laporoskopi akan pulih dengan cepat namun risikonya dapat kembali kambuh di kemudian hari.
Pencegahan Hernia Inguinalis
Sebagian besar kasus hernia sulit untuk dicegah, meski demikian bukan berarti tidak bisa dikelola. Beberapa cara untuk menurunkan risiko hernia inguinalis ini dapat dilakukan:
- Menjaga berat badan ideal atau jangan mempunyai berat badan berlebih (obesitas).
- Jangan melakukan aktivitas yang melibatkan beban berat.
- Mengonsumsi makanan sehat kaya akan nutrisi dan serat.
- Jangan mengejan terlalu kuat saat buang air besar atau air kecil.
Satu hal lagi, berhenti merokok tembakau karena rokok dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit berbahaya seperti batuk kronis yang dapat bisa memicu hernia inguinalis.
![Banner jasa perawat mhomecare](https://mhomecare.co.id/blog/wp-content/uploads/2020/10/Banner-jasa-perawat-mhomecare.png)
Baca juga:
- Gejala Hernia Pada Bayi dan Cara Menanganinya
- Pengobatan Hernia Tanpa Operasi, Begini Caranya
- Ciri-Ciri Penyakit Hernia Dan Gejalanya
Referensi:
(Diakses 1 Desember 2020)