Osteoporosis dapat terjadi kepada siapa saja khususnya bagi mereka yang telah berusia di atas 50 tahun. Meski begitu, anak-anak juga berisiko mengalami penyakit tulang keropos ini yang disebut dengan nama osteoporosis juvenil.
Osteoporosis juvenil yang kerap terjadi pada anak-anak ini sangat jarang dan biasanya akan berangsur menghilang setelah anak mengalami pubertas.
Penyebab osteoporosis juvenil sangat sulit diidentifikasi, namun ada kaitannya dengan penyakit tertentu dan efek samping dari obat-obatan.
Sedangkan osteoporosis pada orang dewasa atau lansia disebabkan oleh berbagai faktor risiko.
Menghindari atau mencegah ostoporosis sejak dini dapat menurunkan risiko tulang keropos di kemudian hari.
Seseorang yang semasa mudanya tidak memperhatikan kesehatan dan pertumbuhan tulang maka di masa tuanya sangat mungkin menderita osteoporosis daripada mereka yang memaksimalkan massa tulang di masa muda.
Baca juga: Kenali Penyebab dan Gejala Osteoporosis pada Anak
Penyebab Osteoporosis
Banyak faktor penyebab osteoporosis yang wajib diketahui semua orang. Beberapa faktor risiko osteoporosis tidak dapat dihindari, meski begitu sebagian lainnya dapat dicegah atau dikendalikan.
Faktor Risiko Osteoporosis yang Tidak Bisa Dicegah
- Usia. Seseorang yang mengalami masa tua akan semakin berisiko menderita osteoporosis.
- Jenis kelamin. Daripada pria, wanita lebih berisiko menderita osteoporosis khususnya ketika telah mengalami menopause.
- Riwayat keluarga. Seseorang yang mempunyai orang tua atau saudara kandung dengan osteoporosis lebih mungkin mengalami penyakit ini.
- Ras. Meski belum pasti benar, orang berkulit putih dan orang Asia lebih berisiko menderita osteoporosis daripada ras lainnya.
- Ukuran rangka. Orang yang mempunyai rangka tubuh kecil cenderung berisiko menderita osteoporosis karena massa tulangnya lebih sedikit.
Faktor Risiko Osteoporosis yang Bisa Dicegah atau Dikendalikan
1. Tingkat Hormon
Seseorang dengan hormon tertentu yang terlalu banyak atau terlalu sedikit lebih berisiko menderita osteoporosis daripada mereka yang mempunyai tingkat hormon normal. Berikut beberapa hormon yang berpengaruh terhadap peningkatan risiko osteoporosis:
- Hormon seks. Kondisi ini lebih berisiko terjadi pada wanita karena mereka dapat mengalami penurunan hormon sex pada saat menopause.
- Hormon testosteron. Seiring bertambahnya usia, pria cenderung mempunyai kadar testosteron yang semakin menurun.
- Hormon tiroid. Terlalu banyak hormon jenis ini dapat memicu pengeroposan tulang. Beberapa jenis obat khususnya obat hormon teroid dapat menjadi penyebabnya.
- Kelenjar lainnya. Selain hormon, ada pula kelenjar adrenal yang dapat menyebabkan osteporosis jika kelenjar tersebut terlalu aktif.
2. Jenis Makanan
Beberapa jenis makanan atau pola makan yang tidak sehat sangat berisiko menyebabkan osteoporosis. Makanan apa saja?
- Makanan rendah kalsium. Kalsium sangat penting untuk kesehatan tulang, kekurangan mengonsumsi makanan berkalsium dapat menyebabkan tulang kurang optimal dalam kepadatan dan perkembangannya.
- Diet atau pola makan buruk. Pola makan yang tidak teratur atau bahkan tidak doyan makan dapat menyebabkan berat badan tidak ideal atau cenderung kurus. Kondisi ini tentu tidak baik untuk kesehatan tulang.
- Operasi gastrointestinal. Tindakan pembedahan ini dapat menyebabkan ukuran perut menjadi lebih kecil dan dapat membatasi proses penyerapan nutrisi atau bahkan kalsium.
3. Obat Tertentu
Dalam penggunaan jangka panjang, salah satu jenis obat yang dapat merugikan kesehatan tulang adalah kortikosteroid, baik dalam bentuk oral ataupun suntik.
Selain obat kortikosteroid, obat yang digunakan dalam pengobatan untuk melawan atau mencegah kanker juga berisiko menyebabkan tulang keropos.
4. Kondisi Medis Tertentu
Osteoporosis lebih berisiko terjadi pada orang dengan kondisi medis tertentu seperti kanker, lupus, penyakit celiac, penyakit radang usus, penyakit ginjal atau hati, mieloma multipel, dan artritis reumatoid.
5. Gaya Hiudp
Kebiasaan buruk yang kerap dilakukan sehari-hari berikut ini dapat meningkatkan risiko osteoporosis, seperti:
- Kurang aktif bergerak.
- Mengonsumsi minuman beralkohol.
- Merokok.
Aktif bergerak atau rutin melakukan olahraga, menghindari minuman beralkohol dan tidak merokok dapat membantu menghindari risiko osteoporosis.
Baca juga:
- 3 Cara Terbaik untuk Mencegah Osteoporosis
- 5 Gejala Osteoporosis yang Kerap Dialami oleh Lansia
- 10 Makanan untuk Lansia yang Menderita Osteoporosis
Referensi:
(Diakses 13 November 2020)