Kadar gula darah yang terlalu tinggi sangat berbahaya bagi penderita diabetes, mengonsumsi makanan atau minuman manis menjadi salah satu pemicunya. Jika tidak berhati-hati, maka berisiko mengakibatkan berbagai masalah kesehatan seperti komplikasi diabetes.
Penderita diabetes melitus, baik diabetes tipe 1 atau diabetes tipe 2 harus mengurangi makanan atau minuman manis, khususnya yang mengandung gula.
Meski gula adalah salah satu sumber energi bagi tubuh, namun jika dikonsumsi melebihi angka rekomendasi maka dapat memicu kenaikan gula darah.
Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penderita diabetes hanya boleh mengonsumsi kurang dari 50 gram atau 4 sendok gula sendok gula setiap harinya.
Rasa manis tidak hanya diperoleh dari gula tebu atau gula pasir yang biasa digunakan untuk membuat minuman atau makanan.
Banyak alternatif lain untuk mendapatkan rasa manis namun mempunyai kalori yang jauh lebih rendah daripada gula biasa. Berikut 10 jenis pemanis pengganti gula yang aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Baca juga: 10 Komplikasi Diabetes Melitus, Nomor 7 Tidak Ada Obatnya
10 Pemanis Pengganti Gula untuk Penderita Diabetes
Produk gula untuk penderita diabetes di bawah ini tetap harus dibatasi dalam pengunaannya. Lebih lanjut, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi untuk menghindari risiko terburuk.
1. Stevia
Stevia adalah pemanis alami yang diperoleh dari ekstra tumbuhan stevia rebaudiana. Daun pada tumbuhan ini mengandung senyawa kimia yang bernama steviol glycosides.
Setelah melalui proses pemurnian, pemanis stevia mempunyai sekitar 300 kali lebih manis daripada sukrosa. Meski jauh lebih manis daripada sukrosa, stevia tidak mengandung kalori sama sekali.
Sehingga aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes karena tidak akan menyebabkan kadar gula darah naik. Selain penderita diabetes, stevia juga cocok sebagai pengganti gula untuk diet pada orang dengan berat badan berlebih.
2. Tagatose
Beberapa jenis buah seperti apel, jeruk dan nanas mempunyai kandungan tagatose alami yang 90 persen lebih manis daripada sukrosa.
Beberapa produsen makanan mencampurkan tagatose ke dalam adonan makanan sebagai pemanis pengganti gula.
Menurut para ilmuan, tagatose mempunyai potensi untuk membantu mengendalikan kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian yang membuktikan bahwa tagatose mempunyai indeks glikemik (GI) yang lebih rendah.
Efeknya tidak hanya baik untuk penderita diabetes saja, melainkan juga ampuh dalam mendukung program diet pada orang obesitas.
Sayangnya, harga “gula” untuk diabetes ini jauh lebih mahal daripada pemanis rendah kalori lainnya. Tidak hanya itu saja, pemanis tagatose juga sangat sulit ditemukan di toko.
3. Sukralosa
Sukralosa merupakan pemanis buatan yang terbuat dari sukrosa dan mempunyai rasa 600 kali lebih manis daripada gula biasa namun mengandung lebih sedikit kalori.
Salah satu merk gula untuk diabetes (Sukralosa) ini adalah Splenda, bisa diperoleh di toko online dengan harga mulai dari 175.000 per 50 gram atau 50 pcs.
Karena mempunyai kalori yang jauh lebih rendah daripada gula, banyak produsen makanan mencampurkan sukralosa ke dalam produk makanan seperti permen karet hingga makanan panggang.
Hebatnya, sukralosa mampu bertahan di suhu yang sangat panas tanpa kehilangan rasa manisnya. Sehingga ketika dicampurkan pada adonan kue atau minuman panas, rasa manis tetap utuh tanpa berkurang atau rusak.
4. Aspartam
Aspartam merupakan pemanis buatan yang telah umum digunakan sejak tahun 1980-an di Amerika Serikat. Banyak produk makanan termasuk soda rendah kalori menggunakan aspartam untuk mendapatkan rasa manis.
Pemanis aspartam ini mempunyai rasa yang jauh lebih manis sekitar 200 kali daripada gula.
Berbeda dengan sukralosa yang dapat bertahan di suhu yang sangat tinggi, rasa manis dari aspartam akan hilang ketika terkena suhu panas.
Orang dengan penyakit kelainan genetik langka tidak dianjurkan mengonsumsi pemanis buatan ini.
5. Acesulfame Potassium
Pemanis buatan Acesulfame Potassium ini juga dikenal dengan sebutan Acesulfame K atau Ace-K, rasa manis yang dihasilkan jauh lebih tinggi dari gula biasa yaitu sekitar 200 kali.
Meski jauh lebih manis, Ace-K ternyata meninggalkan rasa pahit di akhir, sehingga banyak produsen mencampurkannya dengan pemanis lain untuk menghilangkan rasa pahit tersebut.
6. Sakarin
Sakarin adalah pemanis buatan yang mempunyai rasa jauh lebih manis hingga 700 kali daripada gula biasa. Selain itu, sakarin juga tidak mempunyai kalori sama sekali alias nol kalori.
Pada awalnya, sakarin dicurigai menjadi pemicu kanker kandung kemih. Hal ini terbukti ketika penelitian yang melibatkan sakarin pada tikus laboratorium, hasilnya tikus tersebut mengidap kanker.
Namun 30 penelitian terbaru yang melibatkan manusia, sakarin tidak mempunyai efek pemicu kanker. Sehingga aman dijadikan sebagai pemanis buatan untuk produk makanan atau minuman.
7. Neotame
Ingin merasakan makanan atau minuman yang jauh lebih manis namun rendah kalori? Netame jawabannya. Pemanis buatan ini mempunyai rasa yang jauh lebih manis hingga 13.000 kali daripada gula pasir.
Pemanis neotame dapat bertahan di suhu yang tinggi, sehingga sangat cocok ditambahkan pada adonan kue dan minuman panas namun tidak untuk daging atau unggas.
8. Xylitol
Pemanis buatan xylitol mengandung gula alkohol namun tidak terdapat alkohol sama sekali. Kandungan kalori yang dimiliki oleh xylitol jauh lebih rendah hingga 60% daripada gula biasa.
Xylitol tidak mengandung fruktosa yang dapat menaikkan kadar gula darah sehingga aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes.
9. Erythritol
Sama seperti xylitol jika pemanis buatan ini juga mengandung gula alkohol namun benar-benar tidak ada alkoholnya.
Mempunyai kadar kalori jauh lebih sedikit dari xylitol dan hanya sekitar 6% kalori dari gula pasir, menjadikan erythritol aman untuk menjaga kadar gula tetap stabil dan aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.
10. Gula Aren
Gula aren terbuat dari nira pohon kelapa yang banyak mengandung gizi seperti kalium, kalsium, mineral, zat besi, zinc, polifenol, antioksidan, dan inulin.
Gula aren untuk penderita diabetes ini juga mempunyai indkes glikemik (IG) yang jauh lebih sedikit daripada pemanis lainnya seperti gula pasir.
Meski begitu, gula aren yang banyak ditemukan dipasaran ada yang mengandung gula pasir. Sehingga pembeli harus teliti dan cerman dalam memilih gula merah.
Baca juga: